Kampung Batik Laweyan
Laweyan menjadi salah satu sentra batik tertua dan terkenal di Solo setelah Kampung Batik Kauman. Kampung Batik Laweyan memiliki luas sekitar 24,83 are dan berpenduduk sekitar 2.500 orang yang sebagian besar menjadi pembeli atau pembuat batik.
Kampung Batik Laweyan telah menjadi ikon batik di Solo sejak abad ke-19 ketika Sarikat Dagang Islam pertama didirikan oleh Haji Samanhudi pada tahun 1912. Kini, Laweyan memiliki 250 motif batik yang telah dipatenkan. Berbeda dengan batik Kauman yang memiliki warna gelap dan motif klasik, batik Laweyan menawarkan warna batik yang lebih terang.
Selain memiliki sejarah sebagai kampung batik tertua, arsitektur bangunannya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Bangunan di Kampung Batik Laweyan dipengaruhi oleh arsitektur Jawa, Eropa, China dan Islam yang merepresentasikan kekayaan pedagang batik di masa lalu. Tembok tinggi dan gang-gang sempit menjadi ciri khas Kampung Batik Laweyan.
Kini Kampung Batik Laweyan tidak hanya membeli batik tetapi juga menawarkan paket wisata membatik. Jika Anda tertarik, Anda dapat mengikuti kursus membatik singkat (2 jam) atau jika Anda ingin mendalami teknik pembuatan batik tulis dan cap, Anda dapat mengikuti program workshop intensif. Jika Anda ingin informasi lebih lanjut tentang workshop pembuatan batik, Anda dapat menghubungi langsung Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan.
Berwisata ke Kampung Batik Laweyan belum lengkap rasanya jika tidak bisa menikmati kuliner kampung seperti ledre, apem dan makanan khas Solo lainnya. Anda juga menikmati waktu santai di Wedangan Rumah Nenek di kawasan Kampung Batik Laweyan. Bangunannya unik, perpaduan arsitektur Jawa dan Belanda. Wedangan Rumah Nenek buka setiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 12 siang.