Loji Gandrung, Rumah Dinas Wali Kota ala Indies

Loji Gandrung memiliki luas bangunan 3.500 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 6.295 meter persegi. Kantor Walikota Solo memiliki gaya arsitektur Indis yang merupakan perpaduan budaya Eropa (Belanda) dengan budaya lokal (Jawa). Bangunan ini awalnya merupakan hunian milik Johannes Augustinus Dezentje (1797-1839) yang dibangun pada tahun 1830. Dezentje atau Tinus merupakan pelopor perkebunan Belanda pertama di Surakarta dan juga dikenal sebagai tuan tanah di Ampel, Boyolali (de legendach Solose planter en landheer van Ampel).

Sebagai pengusaha perkebunan terkemuka di zamannya, Tinus sering menggelar pesta di rumahnya di Solo. Karena sering digunakan untuk beberapa pesta dansa, masyarakat Jawa di sekitar kediaman Tinus menyebut pesta tersebut sebagai pertunjukan cinta.

 

Kata gandrungan berasal dari bahasa jawa yang memiliki kata dasar gandrung yang artinya suka atau tergila-gila asmara. Lambat laun rumah besar Tinus itu dikenal dengan nama Loji Gandrung. Kata loji sendiri berarti rumah yang besar, bagus dan berdinding. Berasal dari bahasa Belanda, loge. Namun setelah dikatakan oleh orang Jawa menjadi loji.

Sepeninggal Tinus, gedung Loji Gandrung dihuni oleh keturunan Tinus dari istri pertamanya, Johanna Dorothea Boode. Pada masa pendudukan Jepang di Solo, gedung Loji Gandrung pernah menjadi markas pimpinan tentara Jepang yang bertugas di Wilayah Surakarta. Loji Gandrung juga digunakan oleh Jenderal Gatot Subroto untuk merumuskan strategi militer menghadapi agresi militer Belanda dan Sekutu.

Hal ini membuat Patung Gatot Subroto dibangun di depan Loji Gandrung. Selain itu, Loji Gandrung juga digunakan sebagai tempat interogasi tapol.

Loji Gandrung memiliki teras yang panjang dan lebar. Pintu dan daun jendela yang besar merupakan ciri khas bangunan Belanda. Di ruang tamu, beberapa kursi antik ditata dan ada dua foto besar Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno, tergantung di dinding.

Ruang tamu sebelah kanan difungsikan sebagai ruang rapat walikota. Sementara di sebelah kiri, dua kamar berderet. Ruangan yang paling dekat dengan bagian luar merupakan ruangan yang sering digunakan Presiden Soekarno saat berkunjung ke Solo. Sedangkan kamar kedua untuk istirahat Walikota. Sedangkan serambi belakang Loji Gandrung digunakan sebagai kantor walikota. Bagian paling belakang adalah paviliun untuk tempat pertemuan. Di sisi kanan dan kiri paviliun terdapat bangsal tempat istirahat petugas rumah tangga dan satpol PP.

WISATA SEJARAH

LOCATION