Pasar Kembang: Tradisi Sajen dan Bunga
Di Kota Solo, Anda akan menemukan Pasar Bunga yang menggoda untuk dikunjungi. Pasar Kembang bisa disebut Kembang atau bunga karena tempat ini menjual bunga untuk sajen atau sesaji, sadranan, jenazah atau aksesoris.
Pasar Kembang terletak di Jalan Honggowongso, Kemlayan, Serengan, Kota Surakarta. Pasar ini sangat unik karena memiliki keunikan yang berbeda dengan pasar tradisional lainnya di Solo, khususnya di Pulau Jawa. Dengan begitu, keberadaan pasar bunga ini menjadi langka.
Pasar memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Jawa yang berarti “pasaran” atau mengikuti lima hari kalender Jawa. Pasar tradisional sendiri secara teoritis berkembang mengikuti “pasaran” Jawa yang artinya hanya buka pada hari-hari tertentu, seperti Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing. Komoditas yang ditawarkan dipengaruhi oleh intensitas upacara ritual yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Dalam prakteknya masyarakat Jawa tidak jauh dari upacara ritual atau slametan yang sering dilakukan pada acara-acara tertentu. Tahapan Metu (kelahiran), Manten (Perkawinan), dan Mati (Kematian) tidak luput dari upacara slametan yang membutuhkan sajen atau sesaji yang menyertakan kembang (bunga) sebagai pelengkap sajen.
Kembang (bunga) telah menjadi bagian dari perlengkapan upacara dan meditasi yang berfungsi sebagai “wangi” tradisional. Fungsi dari parfum ini sendiri adalah sebagai wewangian yang telah ditemukan oleh nenek moyang Jawa yang membuat ruangan menjadi sangat harum tanpa menyemprotkan wewangian yang didatangkan dari Barat.
Masyarakat Kota Solo yang tidak lepas dari slametan selalu membeli bunga sebagai bagian dari sajen (sesaji) di Pasar Kembang. Sebuah pasar yang sejak dulu terkenal dengan penjual dan pembelinya yang kompleks, namun Pasar Kembang sendiri unik dengan wangi bunga di sepanjang jalan dan warna-warni bunga yang memenuhi area pasar.