Wisata Religi Pura Indra Prasta
Salah satu destinasi wisata religi di Mutihan Kota Solo adalah Pura Indra Prasta.
Candi bergaya arsitektur Bali ini terletak di Gang Tribusono I, Mutihan, Desa Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Letak candi ini berada di sebelah selatan Masjid Mujahidin ± 180 meter, atau tepat di tepi Sungai Jenes.
Candi Indra Prasta dibangun pada tahun 1986. Sebagian material yang digunakan untuk membangun Candi Indra Prasta diperoleh dari sisa pembangunan Candi Bhuwana Agung Saraswati yang terletak di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Indra Prasta (Indraprastha) berarti bertahta di Indraloka, adalah identitas Indra. Indraloka adalah istana Dewa Indra yang terkenal dengan keindahannya. Dewa Indra dikenal sebagai Surapati (Raja Para Dewa). Dalam wayang golek, Indraloka menjelma bumi dengan nama Indrapastha, nama istana yang didirikan oleh Pandawa dibantu oleh Dewa Indra.
Dilihat dari denah dan strukturnya, Candi Indra Prasta tergolong candi dengan dwi mandala. Artinya di dalam dinding candi terdapat dua bagian pelataran. Yang pertama disebut Jaba Tengah atau Mandala Tengah, dan yang kedua disebut Mandala Utama. Sedangkan di luar dua pelataran dianggap Jaba Pura (di luar tembok pura).
Memasuki Candi Indra Prasta, pengunjung bisa melalui Candi Bentar. Bentuknya terbelah dua yang berfungsi sebagai pintu masuk ke pelataran pertama candi. Di pelataran pertama ini terdapat beberapa bangunan, seperti bale kulkul dan dua buah bale di sisi kiri dan kanan pelataran pertama.
Kulkul adalah gong besar. Letaknya di sudut depan halaman pertama. Bentuk bangunannya dibuat setinggi menara dengan kulkul atau gong yang digantung di atasnya. Fungsinya sebagai media komunikasi non verbal untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat atau warga.
Dari pelataran pertama candi ini, pengunjung bisa melanjutkan ke pelataran kedua. Halaman kedua ini merupakan halaman yang disakralkan, karena di halaman ini terdapat beberapa bangunan yang digunakan untuk ritual agama Hindu. Untuk memasuki pelataran kedua melalui Pura Kurung atau Kori Agung. Kori Agung menyerupai candi dan berbentuk paduraksa.
Di bagian dalam candi ini terdapat dua bangunan bale memanjang dan bangunan padma tiga. Kedua bale itu disebut Bale Agung dan Bale Gong. Bale Agung berbentuk bale panjang dengan alas agak tinggi dan atapnya ditopang oleh beberapa tiang. Gedung ini berfungsi sebagai tempat pertemuan. Sedangkan fungsi bale gong adalah sebagai tempat gamelan yang dibawakan pada saat upacara piodalan.
Padma Tiga adalah sebuah monumen yang terletak di bagian paling timur pura. Padma yang terdiri dari tiga buah merupakan tempat pemujaan. Pada umumnya di candi-candi terdapat tiga padma yang posisinya berjajar dari selatan ke utara. Bangunan paling tengah (utama) biasanya digunakan untuk pemujaan Ida Sang Hyang Widi Wasa.